Thursday, 10 September 2009

Liburan ke Pameungpeuk

19 Agustus 2008
Akhirnya terealisasi juga rencana liburan ke pameungpeuk. Bareng adik yg sedang libur awal puasa, akhirnya kita berangkat ke pameungpeuk sekalian ketemu ortu yang sedang merintis usaha disana. Sebelum berangkat saya coba2 cari info pameungpeuk via om gugle, tapi sedikit sekali infonya. Tanya-tanya ortu via telpon juga ga terlalu membantu. Mereka hanya tau ada pantai santolo, sayang heulang dan cijeruk, bahkan waktu saya tanya nanti kami turun dimana, mereka hanya tau nama perumahannya (yang ternyata semua kenek ga ada yg tau).
Berikut rincian keberangkatan dengan Rute: RUMAH - LBK. BULUS - cileunyi - nagrek - GARUT - samarang - cikajang - cisompet - PAMEUNGPEUK - miramareun.
Rumah – Lbk Bulus (angkot) Rp. 3.000
Lbk Bulus – Garut (Primajasa) Rp. 35000 (3 Jam perjalanan)
Garut – Pmngpeuk (sancang, ELF) Rp. 20.000 (3 jam perjalanan)
Total Rp. 58.000
Perjalanan dari rumah sampai garut, biasa2 saja. Tiba di terminal garut jam 12.30 kami langsung makan di warung2 kecil pinggiran. Jujur ajah, bingung liat terminalnya dimana2 ada elf. Dan semua kenek berebutan penumpang. Saat mereka tau saya mau ke pameungpeuk, mereka semangat langsung mengambil tas says dan mengikatnya diatas elf. Perasaan saya ga enak nih..... langsung telpon ortu untuk kconfirmasi, bener ga nih elf-nya yg ke pameungpeuk? ternyata salah.... semua elf memang ke pameungpeuk (pameungpeuk, sancang, cikelet), tapi kami harusnya naik yang tulisannya sancang. Ihhhh.... ortu ga detail sih ngasih infonya dr awal. Beralih lah kami ke elf putih bobrok dan keropos disan-sini dengan tujuan sancang. Kami langsung duduk di samping sopir sesuai petuah ortu. Saya berbisik ke adik "jangan lupa berdoa ya, gue curiga nih ama kualitas rem nya"
Perjalanan dari garut sampai cikajang dihiasa sungai, empang di tiap rumah dan sawah2 yang habis dipanen plus satu elf yang nabrak pagar orang (duhhhh.... pagarnya yg ga keliatan apa rem nya nih yg blong?). Dari Cikajang elf sudah full oleh penumpang (kami yg di depan ajah ber-4), sang sopir pun tancap gas karena ga nyari2 penumpang lagi. Asyik nihh... bisa cepet sampai, but... 15 menit sesudah cikajang perjalanan mulai berliku, bukit hijau disana sini, angin sejuk, indah deh! Dan memasuki gunung gelap/perkebunan teh belokannya makin banyak, dan bisa belok 320 derajat, pusing bo'... tidur aja dah!
Sampai di pameungpeuk, sopir ngebangunin dan nanya, kita turun disitu apa nanti di sancang? Waks... bingung, telpon ortu lagi deh. ternyata masih terus, nanti bokap bakal nangkring di jalan masuk ke perumahan. Akhirnya tuh elf jalan santai sambil kita liat2 ada tampang bokap ga di pinggir jalan hihihihi......
Tiba di rumah (cieeee... rumah, banyak amat rumah lo) ups maksudnya tempat ortu jam 17.00, btw... sampai sekarang saya ga tau sebutan tempat kami turun ituh :D

Pantai Sayang Heulang,
Setiba nya di rumah (ortu ngontrak rumah disana), taro tas, langsung nodong bokap buat nganterin ke pantai liat sunset. Dengan satu motor kami (bokap, adik & saya) berboncengan ke pantai sayang heulang. Jarak dari jalan raya ke pantai ada sekitar 1 KM kondisi jalan kerikil. Pantes ajah sepi, kudu harus pake kendaraan kalo mo ke pantai ini. Sampai di pantai hati rasanya seneeeng buanget, berasa lega deh. Pantainya putih bersih dan panjanggggg kaya choki2 (hihihi... lebay) katanya pantai ini panjangnya 3 KM, ga tau bener ga tau salah ya, soalnya bokap langsung mengarahkan motor ke kanan sampai dekat jembatan gantung penghubung Pantai sayang ke Pulau Santolo. Berhubung sudah hampir maghrib, kami ga terlalu banyak mengeksplor pantai tsb. Hanya poto2 di pantai dan jembatan, mau jalan2 ke karang di pantai yang surut ga brani, karna sudah semakin gelap, takut aja tiba2 ada yg nyapit kaki kan berabe. Sesudah maghrib kami segera pulang, karna di pantai ga ada penerangan, paling2 hanya kerlap kerlip lampu bohlam dr warung2, selebihnya... ASLI GELAP!!